Rabu, 20 April 2011

PSIKOLOGI DAKWAH

STUDY KASUS DAKWAH YANG EFEKTIF DAN DAKWAH
YANG KURANG EFEKTIF

Disusun guna memenuhi tugas mid semester matakuliah Psikologi Dakwah
Oleh : Sujiyanto

Pendahuluan
Dakwah merupakan hal penting dalam penyebaran agama islam. Dakwah adalah alat untuk memperkenalkan islam kepada orang-orang non islam dan internal umat islam itu sendiri. Defenisi dakwah adalah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak islami.
Peranan dakwah sebagai media komunikasi dengan objek dakwah, baik eksternal maupun internal umat islam memiliki peranan penting terhadap perkembangan islam itu sendiri.
Untuk berdakwah, diperlukan suatu keterampilan yang disebut dengan ilmu dakwah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian orang lain untuk menganut, menyetujui, dan/atau melaksanakan suatu ideologi/agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.
A. Dakwah yang efektif
Dakwah umat islam harus berorientasi kepada kondisi kekinian tanpa meninggalkan nilai-nilai hikmah dari Al Quran, Hadist dan orang-orang yang dirahmati Allah pada masa lalu. Maksudnya, dakwah yang dilakukan terhadap internal umat islam seperti ceramah dan khutbah di mesjid atau pendidikan agama islam di lingkungan pendidikan harus sesuai dengan permasalahan yang sedang berkembang di zamannya.
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang komunikatif, yaitu dakwah yang dibutuhkan oleh pendengar, bukan dakwah yang hanya menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh dai.
Seperti metode dakwah yang dilakukan oleh salah seorang tokoh wali-songo yaitu Kanjeng Sunan Kalijogo yang dalam dakwahnya beliau sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
Sunan Kalijaga juga merupakan seorang wali yang moderat, artinya bahwa beliau tidak memaksakan islam kepada masyrakat jawa dengan faham dan budaya aslinya yang bersal dari arab atau Makah dan Madinah, akulturasi budaya yang dipakai Sunan Kalijaga untuk berdakwah sangatlah berdampak positif, artinya bahwa keberadaan jawa yang pada dasarnya kebudayaan asli tidak tergeser dengan adanya islam yang dibawa Sunan Kalijaga. Sebagaimana contoh cara dakwah kanjeng sunan yang njawani adalah dengan cara beliau berpakaian yang sangat jawa, yaitu dngan mengenakan pakian yang bermodel baju takwa sekarang ini dengan warna kas jawa yaitu hitam(sering disebut sebagai baju Wulung) atau baju yang bermotif sulur (atau sering disbut sebagai baju srojan).
Sunan Kalijaga juga terkenal seorang wali seniman yang ulung, hal ini di kerenakan kanjeng Sunan Kalijaga dalam mendekati masyarakat lebih menggunakan metode budaya masyarakat pada jaman dahulu, suatu missal Sunan Kalijaga juga menggunakan cerita wayang dalam menyebarkan islam, bahkan Sunan Kalijagalah yang kemudian dipercaya sebagai pencetus bentuk wayang kulit yang sekarang kita kenal sebagai salah satu budaya jawa asli.
Metode yang digunakan Kanjeng Sunan ini adalah Pendekatan Penawaran; cara ini sama yang telah dilakukan Nabi yaitu dengan memakai metode yang sangat efektif dan tepat tanpa paksaan sehingga mad’u ketika meresponinya tidak dalam keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang timbul dari hati yang paling dalam dan dalam pengamalanya pun nanti dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Dalam kenyataanya banyak raja-raja besar dahulu yang masuk islam lantaran Sunan Kalijaga dengan pendekatan-pendekatan Kanjeng Sunan yang pandai mengambil hati umat dengan berbagai metode baik melalui tembang, wayang, gamelan, dsb.
Dan saya kira jika metode ini diterapkan pada zaman sekarang masih sangat efektif karena dakwahnya sangat memperhatikan faktor-faktor internal maupun eksternal umat yang meliputi latar belakang Agama, pendidikan, social ekonomi dan budaya dan terbukti bahwa dalam dakwahnya Kanjeng Sunan sangat toleran terhadap golongan manapun, semisal merubah cara memperingati adapt kematian yang dulunya dari waktu meninggalnya seseorang sampai tujuh hari diisi dengan berhamburan miras, judi dan sebagainya, nah adapt ini tidak dihilangkan secara langsung karena hal itu akan membuat umat merasa curiga akan tetapi hanya mengubah isi daripada acara tersebut yakni dengan membacakan kalimah-kalimat thiyibah kepada yang meninggal itu dan pada umumnya watak masyarakat itu lebih suka menerima apapun asalkan penyampaian dilakukan dengan apa yang bisa menyentuh hatinya sehingga ia tergugah untuk mengikutinya dengan rasa senang dan kesungguhan hati.

B. Dakwah yang kurang efektif
Dakwah yang kurang tepat akan dapat menimbulkan deviasi-deviasi pemahaman terhadap islam sehingga akan muncul pemahaman baru. Akibat yang lebih serius adalah tidak bergairahnya umat islam untuk mempelajari islam lebih jauh karena faktor pola pikir.
Dalam tulisan in akan saya muat contoh dakwah yang kurang bahkan tidak afektif untuk umat islam, seperti FPI yang kegiatannya mengajak umat dengan cara kekerasan dan paksaan, pokoknya sunguh anarkis, menghancurkan tempat-tempat maksiat kemudian memukuli penjual minuman keras, men-sweeping dan sebagainya yang membuat resah lingkungan. Memang Kegiatan menasihati adalah tugas kita bersama, tetapi menindak adalah kegiatan ulil amri (pemerintah kita).
Dakwah yang mudah diterima umat adalah dakwah yang menyentuh hati umat bukan membuat umat resah dan truma, kalau kita amati; apakah orang-orang yang mereka kejar, mereka pukuli, mereka siram dengan minuman keras, mereka hancurkan rumahnya adalah orang-orang yang mengerti atau tahu bahwa didalam Islam diajarkan bahwa minuman keras itu haram hukumnya? Atau bahkan lebih dalam lagi, apakah pasti bahwa yang mereka ‘serang’ itu semuanya muslim? Kebanyakan kita menghukumi seseorang tanpa asas praduga tak bersalah hingga hilang nurani kita dan akal menjadi buta dan hanya nafsu yang dikedepankan.
Bisa kita akaui memang ada kebaikan-kebaikan yang FPI lakukan semisal kegiatan bantuan korban gempa Padang, dll tetapi ormas lain pun bisa berbuat demikian dengan tidak melakukan vandal, anarkis, atau yang semisal.
Allah berfirman : ‘Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan cara yang hikmah (kata-kata baik), dan contoh-contoh perilaku yang baik, dan jikalau harus berdebat maka debatlah dengan cara yang paling tepat’ [An-Nahl: 125].
Ada sebuah kisah pada masa Nabi masih hidup “Ada seorang badui arab yang buang air kecil di masjid kemudian para sahabat marah dan akan menghentikannya namun rasul menahan para sahabat tersebut lalu berkata ia (badui itu) belum tahu tentang masjid. Hasilnya, sang badui arab masuk islam”.
Dakwah umat islam harus berorientasi kepada kondisi umat tanpa meninggalkan nilai-nilai hikmah dari Al Quran, Hadist dan orang-orang yang dirahmati Allah pada masa lalu. Maksudnya, dakwah yang dilakukan terhadap internal umat muslim maupun non muslim harus sesuai dengan permasalahan yang dihadapinya atau dakwah yang dibutuhkan oleh mad’u, bukan dakwah yang hanya memaksakan kehendak kepada umat.
Hal apapun jika dipaksakan saya kira akan menghasilkan sesuatu yang kurang sempurna begitupun mengajak umat jika mereka harus dipaksa tanpa adanya pendekatan-pendekatan psikologis terhadap perilakunya maka umat akan semakin kabur dan menjauh dari ajakan itu dan dari beberapa kenyataan yang terjadi telah membuktikan bahwa orang akan mengikuti perintah apapun jika orang tersebut merasakan cinta dan senang kepada orang yang memerintahnya itu.
Dengan demikian, beragama akan terasa lebih indah dan benar-benar menyentuh setiap lini kehidupan manusia yang bermuara pada keyakinan paripurna dalam bentuk iman yang sempurna.


RICE JACKING
Disusun oleh : Sujiyanto
Beras adalah makanan pokok yang paling banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik di seluruh belahan dunia, setiap hari beras dimakan lebih dari milyaran umat manusia. Tidak ada panen lain yang memenuhi kebutuhan orang atau begitu penting bagi Negara-negara miskin, namun pada musim semi 2008 harga kebutuhan dasar meningkat dan harga beras meningkat 6× hanya dalam beberapa bulan terakhir, kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya, beras yang mengatur kesehatan dunia tidak lagi dipercaya.
Jadi apa yang terjadi di pasar beras pada musim semi 2008?
Afrika merupakan korban utama krisis ini kerena afrika mengimpor makanan pokok yang dikonsumsinya , di Sinegal khususnya jumlah beras yang dimakan meningkat 10× lipat dalam 4th terakhir, beras import ada dimana-mana dan kebiasaan memakan beras ini berlangsung sampai sekarang, sebenarnya kebiasaan memakan beras tidak datang begitu saja.
Beras di import ke sinegal pada abad ke 19 karena perancis menanam padi di Cochinchina sebagaimana mereka menyebutnya saat itu, Cochinchina dan Sinegal adalah dua koloni utama perancis, jadi mereka menjual beras ke Sinegal dan rakyat Sinegal terbiasa makan nasi, dan rakyat dipaksa makan nasi sedangkan mereka hanya bisa membayar beras dengan kacang tanah.
Walaupun kekaisaran koloni perancis sudah tidak ada lagi akan tetapi sistemnya masih tetap ada, Dapatkah Afrika menghasilkan beras sendiri? , bertentangan dengan ide-ide yang diterima secara umum, sawah merupakan pemandangan di Afrika dan padi ditanam sekitar Th 1500 SM di dataran Niger, namun kini padi ditanam bagi para petani yang tertarik saja dan diproduksi tanpa subsidi sehingga beras Afrika lebih mahal dari beras Asia sehingga tidak dapat bersaing, dan bagaimana hal itu bisa menjadi sebaliknya saat yayasan Internasional yang besar seperti Bank Dunia dan IMF selalu mendesak berbagai Negara Afrika untuk mengimpor beras mereka.
Itu berlangsung saat pasar global rendah selama para eksportir yang berniat untuk mengexpor produksi mereka dan siap memberi kredit bagi bantuan makanan dan lain-lain. Namun saatnya telah tiba dimulai pada 2007 saat dunia dalam kondisi difisit harga-harga meningkat dan tidak ada yang bisa membantu dan hal itu terjadi pada musim semi 2008.
Kemudian siapa para eksportir ini?
Beras juga merupakan imdustri, aliran tiada henti yang dimainkan oleh para pengusaha. Thailand kini menjadi eksportir beras terbesar di dunia, mereka sudah mulai menanam sejak dulu namun apa yang mereka tahu sudah sangat berbeda dari sekarang ini, dulu orang tergantung pada otot dan kekuatan sedangkan sekarang semua kehidupan diatur oleh mesin karena sudak dimodernisasi. Dulu dalam memanen dibutuhkan 60 orang kini 8 sudah cukup dengan menyewa mesin pemanen dari perusahaan terdekat dan hanya beberapa jam padi sudah terkumpulkan, seperti kebanyakan petani padi dalam setahun mampu memanen 2 hingga 3×, ini adalah suatu yang menguntungkan. Dengan kehebatan itu Thailand mampu mengekspor 10jt ton/th atau dari kata lain ½ dari total produksinya.
Para eksportir dan pembisnis beras yang ditekuninya itu sebenarya sudah dimulai dari nenek moyang mereka dengan membaca keadaan pasar dan alam melalui berbagai media informasi yang ada saat itu, untuk mengetahui kapan mereka harus menjual dan kapan mereka harus membeli?, kapan harga naik dan kapan harga turun?
Sinegal hanya beberapa tahun lalu menjadi pengimpor beras dan hanya Organisasi yang di izinkan untuk membeli, akibatnya pegawai negeri dan para menteri senior yang korupsi mengambil tindakan sendiri, namun monopoli ini dihentikan dan diambil alih oleh para pengusaha swasta salah satunya adalah Mustafatal seorang pengusaha beras terkenal dan tokoh terkemuka di Dakar. Sesuai dengan reputasi ini perusahaan Multinational yang tidak dikenal public dan yang sebagian besar di geneva mencari keleluasaan sebelum yang lainya.
Para pengimpor afrika yang berkepribadian hebat dan para eksportir China-Thailand dengan berbagai riwayat hebat, perdagangan tetap bisa berlanjut dilapisan ini tapi ada pemain ke 3 yang mengambil keuntungan besar dari hal itu mereka adalah perantara antara ke dua Negara importer dan eksportir.
Sudah diperkirakan bahwa para pedagang bukan hanya berdagang beras tapi semua komoditi adalah orang yang bekerja pada situasi suram yang menangani sejumlah besar uang dan mengambil keuntungan besar.
Eksportir Bangkok, pengimpor Sinegal, dan para pedagang di Geneve, bisnis beras dilakukan antara ke 3 pemain ini dan krisis beras mulai muncul. Butuh waktu yang lama pasar beras adalah sungai panjang yang tenang, harga per ton beras mencapai sekitar 200 euro, yang berarti orang termiskin mampu membeli beras 20 euro per 50kg.
Cuaca memainkan peranan, kejadian peristiwa alam banjir yang terjadi di India dan kekeringan terjadi di Vietnam, beberapa Negara exporter cemas untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri dan berhenti mengekspor beras dan sehingga dalam pasar global ini beras menjadi harta yang berharga dan sangat langka.
Pasar global lumpuh muncul Negara Asia yang memikirkan krisis itu yaitu Philipina, dalam setengah abad populasi Philipina meningkat 4× dan kini jumlahnya 90jt, 15jt hidup di kota besar Manila yang sebagian besar hidup di garis kemiskinan.
Philipina adalah produsen utama beras dengan lahan sekitar 4jt Ha dengan hasil sangat baik per Ha nya, namun secara resmi ini adalah cukup untuk memberi makan seluruh populasi dan kurang-lebih 10th impor meningkat 10× lipat, ironis atau tidak pemerintah Philipina pada 2008 mengimpor lebih banyak beras untuk memikirkan terjadinya pasar global.
Desas-desus atau kenyataan, harga beras meningkat tinggi, dalam 4 bulan terakhir harga meningkat antara 200-500 euro/ton tapi Philipina mau menerima harga beras yang tinggi itu. Tidak seperti Sinegal pemerintah Philipina masih memonopoli beras dan memutuskan sendiri apa yang dibuhkan Negara.
Philipina bekerja sama dengan Vietnam karena merekalah yang memberi harga yang bagus dan bisa dijadwalkan, dan kini mereka melakukanya dengan transparan dan dengan mengikuti berbagai prosedur. Dalam bertransaksi antar pemerintah ada komisi yang diberikan oleh Negara pengimpor dan banyak pembicaraan yang mengatakan bahwa presiden adalah orang pertama yang terlibat dalam transaksi aneh di Negara Philipina itu.
Ada system kepemimipinan yang dengan satu atau lain cara berusaha untuk menyudutkan pendapatan melalui berbagai monopoli, nah inilah yang sesungguhnya membuat ekonomi berlangsung dengan busuk Philipina adalah contoh utamanya, tingkat korupsi, hubungan antar politisi dan elite ekonomi juga terlibat dalam masalah ini.
Sinegal yang dihadapkan pada kurangnya beras dan harga yang melonjak tinggi, pemerintah harus campur tangan dan mereka membatasi beras impor sehingga dalam membatasi peningkatan harga dari importir dan seluruh pedagang tidak melalui seluruh penjual semuanya melalui perkiraan.
Makan dengan subsidi akan ntetapi harga tetap tinggi, sesuai pendapat Presiden Wade importer tidak main-main hanya untuk mencari untung, para importer juga bespekulasi dengan membeli bukan menjual, mengambil keuntungan dari pasar yang melonjak tinggi, semua orang berusaha mencari untung.
Para produsen eksportir Thailand berspekulasi, pedagang, semuanya berspekulasi, pemilik kapal juga bersepekulasi dengan biaya muat meningkat, para importir Afrika, semua penjual, para pengecer, seluruh rantai beras juga berspekulasi, dan ini yang menjelaskan mengapa pasar melonjak.
Kekurangan pada musim semi 2008 bukan hanya sekedar mitos tapi menunjukan pertanyaan-pertanyaan politik yang mendasar. Terjadi perubahan pada juni 2008 konferensi MAO, Organisassi pangan dan PBB melakukan rapat darrurat untuk mencari aspek-aspek lain, pertanian kini menjadi hal yang sangat prioritas namun janji dan komitmen datang dengan lambat.
Dakar adalah daerah yang mendapat goncangan hebat akibat krisis, presiden Wade memperbaiki kebijakan pengembangan pertanian dengan satu tujuan yaitu mencapai kecukupan pangan sehingga Sinegal tidak lagi tergantung dengan beras impor, nama dari gerakan ini adalah gerakan besar-besaran bagi pangan berlimpah dimana perancis menghasilkan ekonomi yang efektif, GUANA
Lembah sungai Niger yang dijadikan subjek untuk mengembangkan program hebat GUANA, di lembah ini mereka selalu menanam padi tapi tidak mau bersaing di pasar, meskipun demikian produksi meningkat, namun untuk tujuan apa mereka tidak cukup untuk menghasilkan beras, mereka harus mampu menjualnya, namun jaringan distribusi secara langsung tidak ada.
Cara pengolahan padi yang dilakukan masih sangat sederhana, dengan keadaan seperti itu masalah komersial dan pembangunan fisik harus diprioritaskan, maka keseluruhan industry harus dibangun agar dapat bersaing, tanpa ini kecukupan yang dibuat oleh GUANA hanya akan menjadi ilusi.
Mali yang terletak di tepi sungai Niger, semua kehidupan disana diatur oleh sumbar berharga yaitu sungai Niger yang mengalir keseluruh negeri sehingga Mli mampu menanam padi.
Krisis musim semi 2008 juga berdampak di Mali, industry beras yang hingga kini memberikan dukungan kecil menjadi prioritas bagi pemerintah sebagai Negara, Mali dengan luas tanah dimana padi bisa tumbuh dan mereka hanya bisa mempertimbangkan untuk melakukan apa yang disebut structural, pada setiap krisis, sebagaimana berbagai aspek negative ada berbagai kesempatan.
Mali di bawah presiden Toure untuk beberapa tahun telah mempertimbangkan bahwa masa depanya akan menjadi produsen utama beras. Untuk mencapai hal itu Mali juga mempertimbangkan jenis-jenis padi baru. Para peneliti pusat padi Afrika memberikan tantangan nyata yaitu pengembangan padi pada musim hujan yang hanya membutuhkan air pada musim hujan dan yang tahan terhadap perubahan iklim dan juga menghasilkan panen yang bagus. Dan padi baru ini disebut MERICA.
Pada 2009 panen akan lebih bagus dengan benih Merica, kinin beras cukup memberikan harapan di Mali, namun membutuhkan waktu, uang, dan kebijakan politik agar strategi penbangunan menjadi nyata. Mali melihat dirinya sebagai perilis revolusi pertanian tapi situasi tidak dapat berubah hanya beberapa bulan saja.
Ada beberapa kebudayaan orang Afrika yang membuat mereka tidak menghasilkan beras, rakyat Afrika tidak suka bekerja di air, karena ada penyakit yang disebut Buesia yang dapat merusak ginjal dan kalau kita lihat orang-orang Afrika itu bertubuh kuat akan tetapi tidak ada yang menjadi perenang olimpiade.
Kini Mali bekerja sama dengan Libia untuk membangun proyek yang memberikan peluang bagi investor swasta yang ingin berinvestasi dibidang pertanian, tujuan dari kerja sama ini tidak lain hanyalah agar Mali mendapat importir beras yang mudah, dan mempertimbangkan gambaran yang harus dihadapi generasi mendatang yang mana populasi bumi akan meningkat sampai 9 milyar pada th 2050, nah untuk menangani hal itu maka dibutuhkan kecukupan pangan dan produksi beras harus ditingkatkan, para ilmuan kemudian mengumpulkan puluhanribu jenis padi yang memiliki karakter yang berbeda dengan tujuan agar bisa berguna bagi kita dikemudian hari.

WUJUD KEBUDAYAAN ZIARAH KUBUR DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI
Latar Belakang
Keanekaragaman suku bangsa dengan budaya diseluruh Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang perlu mendapatkan perhatian khususnya kebudayaan yang didukung oleh masyarakat. Setiap suku bangsa mempunyai budaya yang khas yang membedakan jati diri mereka dari suku lain. Perbedaan ini akan tampak nyata dalam gagasan-gagasan dan hasil karya yang akhirnya dituangkan melalui interaksi individu, kelompok dan sekitarnya.
Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu dimungkinkan oleh adanya kebudayaan. Untuk memahami arti kebudayaan yang sedalam-dalamnya kita harus mengerti tentang seluk beluk masyarakat dan sebaliknya untuk mendapatkan wawasan yang luas tentang masyarakat kita harus memahami hakikat kebudayaan.
Jadi yang melatarbelakangi timbulnya kebudayaan adalah masyarakat yang dimana masyarakat tak lepas dari individu.
Rumusan Masalah
1. Apakah kebudayaan itu?
2. Bagaimanakah wujud kebudayaan itu?
3. Unsur-unsur kebudayaan?
4. Study kasus wujud kebudayaan Ziarah Kubur di Kajen?
Pembahasan
Definisi Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
Lalu, dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.
Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”
Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian
6. Sistem Religi
7. Kesenian
Study Kasus Wujud Kebudayaan Ziarah Kubur di Masyarakat Kajen
a. Gagasan (wujud ideal)
Diketahui bahwa pendiri Kampung Mahmud adalah Syeikh Ahmad Mutamakkin. Konon Bliau masih keturunan wali yaitu Jaka Tingkir. Sejarah pendiriannya dimulai sejak Syeikh Ahmad Mutamakkin meninggalkan kampung halamannya menuju ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Sampai pada suatu saat bliau kembali ke tanah aimya dan kembali menyebarkan syari’at Islam di sekitar Kajen.
Pada masyarakat Kajen, kehidupan religinya diisi oleh dua hal. Pertama, keyakinan mereka yang kuat terhadap agama Islam. Kedua, kepercayaan mereka yang tidak kalah kuatnya terhadap keberadaan nenek moyang atau leluhur mereka. Keagamaan masyarakat dalam skala yang lebih luas berada di bawah komando para tokoh agama. Sampai saat ini masih ada banyak tokoh agama di Kampung Kajen yang masih di anggap sesepuh oleh masyarakat Kajen.
b. Aktivitas (tindakan)
Peran mereka pun cukup dominan dalam membina masyarakat dibidang keagamaan, dalam hal ini masyarakat Kajen memiliki kebiasaan menziarahi beberapa yang dianggap keramat terutama makam Syeikh Ahmad Mutamakkin. Mereka datang untuk mendoakan nenek moyangnya sendiri. Selain itu, adakalanya kedatangan mereka juga disertai satu keinginan yang sifatnya sangat pribadi. Mereka merasa yakin keinginannya akan lebih didengar oleh Yang Maha Kuasa karena dibantu oleh leluhurnya yakni orang sholeh yang dicintai Allah atau istilah kerenya WALIYULLAH. Kebiasaan menziarahi makam keramat, ternyata bukan milik penduduk Kajen saja, melainkan juga dilakukan oleh orang dan luar Kajen, Mereka datang untuk mendoakan leluhur yang dikeramatkan, namun tidak sedikit pula dan mereka yang datang dengan tujuan tertentu. Walaupun sampai sekarang masyarakat Kajen masih kuat memegang teguh adat dan tradisi bukan berarti mereka masyarakat yang statis.
Dahulu masyarakatnya cenderung menjaga tradisi, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sekarang Masyarakat Kajen sudah mengalami perubahan-perubahan dan menerima pengaruh dari luar yang sekiranya tidak merubah kehidupan adat istiadatnya. Misal, perubahan yang terjadi dalam kebiasaan berziarah mengalami perubahan seperti dalam pelaksanaan ziarah kubur itu sendiri, tradisi ziarah kubur yang dulunya dijadikan sebagai sarana islamisasi namun lambat-laun tempat ini bukan saja digunakan untuk berziarah tapi dimanfaatkan pula untuk tempat wisata dan kegiatan ekonomi liannya.
c. Artefak (karya)
Karya yang telah dibuat warga yang tinggal di Desa Kajen adalah sebuah bangunan Makam atau tempat penguburan jenazah yang bentuknya menyerupai tempat peribadatan orang Islam yaitu Masjid yang terletak di sekitar tempat pemakaman-pemakaman masyarakat Kajen lainya.
Kesimpulan
Di dalam masyarakat ramai kebudayaan sering diartikan sebagai the general body of the arts, yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, pengetahuan filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Dalam pengetahuan seperti ini pengertian kebudayaan ditempatkan disamping pengertian ekonomi, politik hukum, sedang dalam pengertian ilmu sosial kebudayaan adalah seluruh cara hidup sesuatu masyarakat.
Potensi budaya pada manusia itu adalah pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Jadi budaya yang berarti budaya atau daya dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Apabila kita ketemukan inti pengertian itu dalam pokok-pokok seperti dibawah ini:
1. Bahwa kebudayaan yang terdapat antara umat manusia itu beraneka ragam
2. Bahwa kebudayaan itu didapat dan diteruskan secara sosial dengan pelajaran
3. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi komponen psikologi dan sosiologi dari aksistensi manusia
4. Bahwa kebudayaan itu dinamis
5. Bahwa nilai kebudayaan itu relatif
Daftar Pustaka
Abdullah, Prof. Dr Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Setiadi, Elly M, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.
http://goyangkarawang.com/2010/03/definisi-wujud-dan-unsur-kebudayaan/

HASIL TEMU LEMBAGA III HIMA STAIMAFA
Menciptakan Sinergitas Organisasi Kemahasiswaan
Bersama Bp.Taufik Ridho

Sinergitas antar lembaga itu sangat dibutuhkan khususnya di lembaga kemahasiswaan STAIMAFA dengan tujuan :
 Meningkatkan eksistensi
 Terjalin komunikasi antar lembaga yang harmonis, karena jika kita berdiri sendiri muncul kekhawatiran akan mengroposkan fondasi yang telah dibangun.

Yang menjadi problem saat ini disetiap lembaga baik dari HMPS,UKM maupun HIMA adalah sering kali terjadi perebutan massa dan perebutan wilayah kekuasaan dalam melakukan kegiatan, ini yang sebenarnya harus disikapi karena saat ini kita sudah menjadi mahasiswa dan permasalahan itu harus kita hentikan sampai sini saja, kita harus pandai bertindak secara efektif agar tidak terjadi gesekan antar lembaga yang akhirnya nanti menimbulkan miskomunikasi dan ini sesungguhnya akar dari kehancuran.
Dan sinergitas itu tidak hanya sekedar pada komunikasi akan tetapi mencoba membaca peluang dan memahami wilayah serta arah program masing-masing lembaga, misalnya :

Pertama, Mengadakan konggres lembaga yang dalam pertemuan itu kita merumuskan kegiatan-kegiatan yang kiranya efektif dan efesien untuk dilakukan dan agar tidak terjadi flabiasi, karena sampai sekarang ini yang terjadi adalah pengulangan-pengulangan kegiatan yang itu menyebabkan mahasiswa bosan dan initinya adalah memunculkan kegiatan baru yang dirasa lebih penting.
Kedua, menentukan wilayah dan arah kerja masing-masing lembaga yang dalam hal ini siapa yang lebih cocok untuk merealisasikan program tersebut, agar tidak terjadi tumpang tindih program.

Budaya itu sangat perlu untuk dilaksanakan biar semua lembaga kemahasiswaan STAIMAFA bisa bergerak bareng membidik obyek-obyek yang penting karena sesungguhnya lahan yang kita garap adalah sama yakni Mahasiswa, dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan itulah sebenarnya yang menunjang bagi perkembangan diri mahasiswa, dan yang harus ditanamkan bagi semua lembaga adalah adanya komitmen bersama untuk mengembangkan STAIMAFA.

Kedepan, dengan lembaga yang sudah ada harus bisa berjalan harmonis karena peluang yang kita miliki adalah banyak dan mempunyai jaringan sangat luas sekali misalnya dalam waktu dekat ini MATHOLI’UL FALAH akan ada moment peringatan 1 abad berdirinya MATHALI’ nah moment itu kita jadikan peluang untuk mensosialisasikan kampuz kita, bagaimana lembaga kita ini bisa dikenal oleh masyarakat luas. Intinya kita harus peka terhadap informasi luar dan berkontribusi pada masyarakat karena masyarakat akan mengenal jika kita memunculkan diri dihadapanya.
Ada lagi semisal memanfaatkan peringatan hardiknas, nah dalam moment ini UKM semisal kegiatan apa saja yang dilakukan untuk berkontribusi pada masyarakat sehingga kita mampu dikenal?. Ini bisa terwujud dengan mensinergikan antar komponen yang ada, sebenarnya pihak humas STAIMAFA sudah menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai media diantaranya Suara Merdeka, Jawa Pos dan Kompas nah ini sebenarnya peluang besar bagi kita untuk mengexplore semua kegiatan lembaga kemahasiswaan STAIMAFA , maka dari itu diharapkan kepada semua lembaga jika ada kegiatan apapun untuk dirilis dan didokumentasikan kemudian diserahkan kepada pihak Humas untuk diserahkan kepada media. Dan biar berjalan secara efektif maka diperlukan seorang penggerak, penanggung jawah semua kegiatan sampai ke media istilahnya harus adanya bank data yang disitu tugasnya mendokumentasikan semua kegiatan.

Kemudian yang menjadi titik perhatian kita adalah masa jabatan kita yang tinggal sebentar dan itu sangat perlu untuk menyiapkan generasi baru sebagai penerus perkembangan lembaga STAIMAFA dan itu butuh strategi agar apa yang sudah kita bangun selama ini atau hal yang kita cita-citakan di STAIMAFA tidak terputus sampai disini saja.


Dialog;
ETIQOMARIYAH (UKM Pers); kalau boleh tau tujuan jangka pendek dan jangka panjang manajement STAIMAFA itu bagaimana sih?
 Tujuan jangka pendek : Menguatkan secara internal, misalnya pengembangan SDM, SDA Dosen maupun Manajement.
Tujuan jangka panjang : semisal dalam waktu 25 tahun kemudian STAIMAFA mengidealkan sosok lulusan yang mampu berguna bagi masyarakat.

YON ANDREAN (UKM Olahraga); Untuk merealisasikan kegiatan biasanya pihak manajemen kurang respect terhadap hal itu, bagaimana menanggapi hal itu?
 Ini sebenarnya tantangan bagi kita bagaimana kita pandai-pandai untuk melobi semua pihak yang kita butuhkan dan mungkin perlakuan itu muncul karena dilihat konsep yang kita persiapkan kurang matang sehingga dibutuhkan koreksi lagi.

LUTHFI-BLING (HIMA); Apakah mungkin diawal periode kita mensinergikan program-program kerja yang dilakukan oleh PRODI dan HIMA?
 Sebenarya konggres bareng itu sudah terealisasi di awal periode, dan kurang efektif memang karena mungkin semua lembaga belum menyiapkan program-program yang akan dilaksanakan oleh lembaga masing-masing, dan ini sebenarnya perlu tindak lanjut agar arah dan wilayah kerja masing-masing tidak terdapat tumpang tindih.
Di cari akar yang menyebabkan tumpang tindih dan kalau perlu semua arah dan wilayah kegiatan, program, dan skedjule masing-masing lembaga harus di pulish agar Mahasiswa memahami arah kegiatan antar lembaga kemahasiswaan.

SIDDIQ (HIMA); Dalam mengadakan kegiatan yang sering kali menjadi problem adalah kekurangan dana dan miskin informasi dari kegiatan semua lembaga, bagaimana menanggapi itu?
 Mengenaai permasalahan itu kita harus pandai menjalin kerja sama, dan itu sebenarnya mudah dilakukan ; caranya kita ngobrol mengutarakan sesuatu dengan orang tentang gagasan-gagasan kita, dengan seperti ini kita yakin akan memunculkan jalinan kerja sama dan memperolaeh banyak informasi karena manusia jika disentuh hatinya akan timbul rasa iba dan biaasanya muncul keterbukaan.
Intinya dalam menjadi mahasiswa utamakan IDEALISME hindari kepentingan-kepentingan pribadi.
YON ANDREAN (UKM Olahraga); Kenapa Manajement hanya mementingkan pengembangan internal sedangkan program-program untuk menjalin hubungan dengan pihak masyarakat?
 Untuk jaringan luar sebenarnya sudah ada jaringan untuk ikut nimbrung dulu sementara, misalnya, PNPM, LSM dan lembaga-lembaga lain.


Selasa, 19 April 2011

Laporan Training Organisasi depdagri HIMA

Acara Training Organisasi adalah program dari depdagri HIMA STAIMAFA TAHUN periode 2010-2011 dan yang menjadi target utama dari program ini adalah mahasiswa semester II karena kegiatan ini adalah realisasi dari program pembentukan kader atau generasi penerus yang akan memegang oganisasi yang ada di STAIMAFA, kemudian kami memberikan peluang juga kepada mahasiswa semester IV dan VI. Dan program ini telah terlaksana pada tanggal 27 Maret 2011 di auditorium Staimafa lantai II. Acara tersebut dihadiri oleh Manajemen Staimafa, dan peserta mahasiswa mahasiswi Staimafa dari semester II dan IV. Akan tetapi tidak semua dari para peserta yang menghadiri acara tersebut,. Meskipun demikian, hal itu tidak mengurangi kesakralan dan semangat acara training organisasi depdagri HIMA.

Training Organisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan peran dan fungsi pengurus terhadap organisasi yang diikutinya, menumbuhkan rasa kekeluargaan, solidaritas, menumbuhkan dan menginternalisasikan prinsip “sense of belonging” dan “sense of responsibility” terhadap pentingnya berorganisasi dalam diri masing-masing Mahasiswa. Bahwa Organisasi adalah merupakan suatu lembaga yang mampu menjadikan pribadi disiplin dan bersahaja.

Dalam acara tersebut, format training organisasi dijadikan dua opsi, yang pertama diisi oleh Bapak MUCHAMMAD TAUFIQ RIDHO, SPd.I, dengan tema Mewujudkan Teamwork Dan Komunikasi Efektif Dalam Organisasi. Dan dalam opsi yang pertama ini peserta tidak hanya dibekali dengan teory akan tetapi langsung diberikan pelatihan aksi merumuskan sebuah program kerja dalam sebuah organisasi yang dalam hal itu nara sumber membuat beberapa tim yang dibuat sebagaimana organisasi yang ada di STAIMAFA. Dan hasilnya semua peserta membentuk tim-tim yang telah dibuat oleh nara sumber kemudian paserta mempresentasikan di depan auditorium ruang training.
Opsi yang kedua diisi oleh Bapak AHMAD SU’UDI ROMLI yaitu bagian Administrasi dengan tema Surat Dinas Dan Buku Kas, dalam sesi kedua ini nara sumber memberikan pelatihan bagaimana mengetahui dan mengatur birokrasi organisasi mulai membuat surat dinas, pengarsipan, dan pembuatan buku kas, dan dilanjutkan dialog setiap pokok permasalahan.

Setelah acara inti training selesai, acara kemudian dilanjutkan dengan permintaan kritik dan saran kepada para peserta oleh panitia penyelenggara dengan tujuan menyedot aspirasi mahasiswa untuk memperbaiki semua kekurangan, kesalahan dan keteledoran agar di acara berikutnya bisa berjalan dengan lebih baik.

Adapun beberapa hambatan yang kami temui dalam pelaksanaan training organisasi periode 2010-2011 ini antara lain adalah banyak peserta yang terlambat sehimgga waktu pelaksanaan molor sampai 45 menit dari jadwal sebelumnya dan juga banyaknya peserta dari semester II yang menjadi target utama tidak menghadiri acara tersebut. Kami mengambil solusi alternatif walaupun ada beberapa peserta yang tidak hadir kami tetap melanjutka acara tersebut dengan peserta yang sudah hadir dan sebenarnya sebelumnya kami telah memberikan informasi baik melalui via sms, membuat surat pengumuman, dan melakukan sosialisasi di kelas-kelas.



DEPARTMEN DALAM NEGRI HIMA STAIMAFA

HASIL TEMU LEMBAGA SIDANG PERDANA
DEP.DAGRI HIMA STAIMAFA

Berdasarkan hasil kesepakatan department dalam negri bahwa pada :
Hari/tanggal : Selasa/24 November 2010
Tempat : Ruang kuliah STAIMAFA 112
Waktu : 13.00 WIB


Mengadakan temu lembaga yang akan menghadirkan semua jajaran organisasi yang ada di dalam STAIMAFA yaitu dari pihak HMPS, UKM, dan HIMA. Dalam rapat internal tersebut, forum telah menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya adalah :
 Format temu lembaga yang yang direncanakan dept.dagri dengan cara bergantian tuan rumah tidak disepakati oleh forum, karena beberapa alasan, ada yang mengatakan “mengapa yang mengkonsep program dept.dagri dan yang menjalankan malah dari pihah lain?” memang tujuanya baik akan tetapi dari pihak lain juga memiliki program-program senidiri dikhawatirkan program ini malah tidak berjalan maksimal, dan akhirny dengan kesepakatan forum proram temu lembaga dilaksanakan oleh dept.dagri sendiri dengan perencanaan 4 kali petemuan dalam satu periode.
 Waktu Pelaksanaan Temu Lembaga? (belum jelas)
 Wadah temu lembaga dan isu-isu agar dipisahkan.
 Pelatihan penulisan antara UKM Pers dan Dept.Dagri?
UKM Pers arahnya lebih kepada penulisan jurnalistik dan wilayahnya hanya di lingkup STAIMAFA.
Sedangkan Dept.Dagri lebih pada pelatihan dan pemanfaatan Blog, bagaimana Mahasiswa bisa mempublikasikan karyanya ke dalam Blog.
 Mengenai program Dept.Dagri yang “Mengawal kebijakan Manajement”, letak suara mahasiswa itu dimana?
Dari HIMA sebenarnya sudah mewadahi suara mahasiswa yaitu melalui adanya Talk Sow HIMA.
 Dalam pertemuan Public Hearing nanti puket 3 akan selalu dihadirkan untuk mendampingi rapat yang telah diselenggarakan.
 Untuk kotak suara Dept.Dagri masih menunggu kebijakan puket 3 (tiga).
 Kesamaan program riset antara HMPS PS, dan UKM Pers, nah dari keduanya kira-kira menjurus kemana?
 HMPS PS semua risetnya menjurus pada pengembangan ekonomi, sedangkan UKM Pers sifatnya lebih pada tema-tema Universal yang bisa mewadahi semua prodi.
 Bagaimana kalau training riset antara HMPS dan UKM Pers digabung karena yang namanya training isinya sama saja, mubadzir…….!
Kesepakatan, Untuk training riset semuanya digabung akan tetapi hanya cara pengaplikasianya yang dibedakan dan dikembangkan sendiri oleh pihak tertentu.